Wednesday, February 28, 2007

Baca...baca...baca...!



Baca buku yuk...! itu adalah ajakan sehari-hari Aisya dan Danish. Memang sudah menjadi tekadku untuk menumbuhkan minat baca sejak dini, karena membaca adalah jendela dunia, kalo anak gemar membaca insyaAllah mereka akan mudah memahami sesuatu. Dari mulai mereka masih di dalam kandungan aku sering bacakan cerita, trus dulu waktu masih usia satu tahunan lah sempet agak putus asa, karena setiap aku bacain cerita Aisya atau Danish kayak yang cuek aja (hm...apa akunya yang kurang menarik gaya berceritanya ya?). Eh...ternyata sekarang aku dibuat kewalahan sama minat baca mereka, suara sampe serak rasanya. Dan jujur aja kadang bosan juga karena buku yang mereka minta dibacakan itu lagi -itu lagi...yang lain kenapa he he he. Ternyata memang anak kecil suka sesuatu yang diulang2, mereka dalam proses belajar dan hasilnya luar biasa...kadang aku yang sering bacain aja gak hapal banget, eh mereka malah hapal, terkadang halaman buku baru mau dibalik mereka sudah mendahului kata yang akan muncul di halaman berikutnya he he he (malu sendiri aku, yang gedhe malah susah hapalnya).

Acara membaca menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan, kadang aku memberi pilihan mau dibacain atau baca sendiri? kalo mereka pilih baca sendiri maka aku tanya "mau baca buku yang mana?", terkadang mereka tidak langsung menjawab judul bukunya tapi mendiskripsikan apa yang ada di bukunya, misalnya "Aisya mau baca yang ada kumannya, yang uminya lagi nyapu", trus aku respon "O...buku yang judulnya Kehidupan Sehari-hari" (buku Widya Wiyata Pertama Anak-Anak dari Time Life), atau terkadang "umi aku mau baca buku yang warnanya pink, ada een, twee ,drie...", aku respon lagi " Itu judul bukunya Tellen (berhitung)". Lama-lama mereka hapal judul bukunya, hal yang sama aku lakukan pada Danish.

Jadi sebelum acara membaca buku dimulai mereka selalu terlebih dahulu membaca judul bukunya sambil telunjuknya menunjuk ke tulisannya (he he he karena aku selalu memberi contoh seperti itu). Hasilnya anak-anak lumayan hapal judul buku miliknya. Jadi sekarang kalo ditanya mau baca buku apa, mereka sering langsung menyebutkan judul bukunya, Danish juga tapi masih yang judulnya satu atau dua kata dengan bahasanya yang masih belum jelas sekali, ngomongnya diambil kata belakang2nya saja he he he, gemesiiiin.

Acara baca buku dimulai, aku baca bukuku sendiri, abinya belajar mau ujian he he he, anak-anak baca buku pilihannya sendiri-sendiri. Tapi kalo minta aku yang bacain...hm..kadang mereka berebut minta pangku, dan dua2nya aku pangku sambil mulai deh acara membacanya, tapi kalo buku yang ingin dibaca mereka berbeda, mulai deh acara berebut dan tangisannya, maunya sama-sama ingin dibacain buku mereka dulu, tapi kalo ada abinya aman... satu-satu, Aisya sama aku dan Danish sama abinya :)

Sunday, February 25, 2007

Ayo tebak!

Hm...permainan apalagi ya..., selalu itu yang ada dalam pikiranku, tidak pernah berhenti membuat permainan untuk Aisya dan Danish. Karena kalo aku buat permaian mereka jadi jarang berantem, karena sibuk dengan acara mainannya. Kali ini acara main tebak-tebakkan, Aisya ditutup matanya dengan syal kemudian aku beri garam yang ditempatkan di wadah kecil, Aisya mencicipinya dengan jari telunjuk, "rasanya bagaiman Aisya, ayo tebak apa?", dia lau menjawab "Asiiin, garam!", hal yang sama untuk gula, creme coklat, kacang atau buah2an. Selain melatih kepekaan indra perasa, mereka juga senang dan penasaran untuk main tebak-tebakkan. Tapi kalo Danish dia tidak mau ditutup matanya, tapi mau ikut mencicipi semuanya....yang ada sebelum Aisya menebak nama bendanya terkadang Danish sudah menyebutkan duluan karena dia sudah melihat bendanya he he he, kacau deh main tebak2annya.

Acara permainan dibuat ke variasi lainnya, masih mata ditutup dengan syal tapi kali ini coba cari anggota tubuh. "Ayo Aisya pegang hidung adik!"dst...,mereka berdua tertawa terpingkal-pingkal setiap berhasil memegang anggota tubuh yang dicari. Sekali lagi acara permaianan ini Dansih tidak mau ditutup matanya, jadinya yang main tebak2 an Aisya aja he he he, Danishnya cuma penggembira.

Saturday, February 24, 2007

Rebutan, nangis, ketawa lagi....

Uups.....mendidik anak butuh kesabaran yang luar biasa, kadang badan sudah panas dingin rasanya (kepala serasa berasap he he he), hm...kalo gak pandai-pandai mengontrol emosi bisa runyam jadinya. Aku relatif sering pada keadaan dimana aku harus tahaaaaan emosi, tiada hari tanpa rebutan dan nangis, itu sudah menjadi menu sehari-hari Aisya dan Danish. Berbagai cara sudah kucoba untuk mensiasati dan mencari solusi disaat acara rebutan terjadi. Aku berusaha untuk objektif dalam artian tidak selalu memenangkan si kecil (adiknya), kalo barang atau mainan yang diperebutkan memang milik kakaknya , maka Danish harus mengembalikannya atau minta ijin untuk pinjam, hm...tidak mudah memang tapi mereka belajar untuk meminta ijin terlebih dahulu sebelum memakai barang yang bukan miliknya serta belajar berbagi dan bermain bersama atau pakai aturan gantian, tapi ini kadang repot juga utk mementukan siapa yang lebih dulu, pusiiiing...pusiiiing...belum lagi ditambah acara nangisnya, tapi setelah itu mereka cepat akur dan ketawa bareng lagi he he he. Kadang acara main sampe di pisah, Aisya di ruang tamu dan Dansih di ruang tengah, tapi tetep aja tidak berapa lama mereka saling nyariin satu sama lain, ketemu ketawa lagi deh. Makanya setiap pagi setelah sholat shubuh aku berusaha untuk berdoa terlebih dahulu sebelum memulai semua aktifitasku selama sepanjang hari itu, biar lancar, dibantu Allah dalam menjaga anak2 dan semua urusan(semuanya kan dalam pengawasan Allah), berlindung dari rasa marah dan satu lagi berharap mendapat ridha Allah, amien.....

Kalo lagi akur aktifitas main bisa berjalan dengan mulus, kalo kakaknya main boneka, Danish ikutan main boneka, atau kalo main masak2an Danish ikutan juga, pura2 nyuapin boneka2nya atau pura2 mandiin dan makein baju si boneka beruangnya. Begitu juga kalo Danish lagi asyik nyusun mobil-mobilannya, Aisya juga ikutan nimbrung, atau bikin jalanan lengkap dengan rambu2nya. Jadi hampir semua aktifitas yang mereka lakukan sama, memang seperti itu kali yah....selalu sama aja maunya :)

Thursday, February 22, 2007

Danish 2 tahun...



Alhamdulillah ya Allah sampai detik ini Engkau masih bekenan memberikan kepercayaan padaku untuk mengasuh dan mendidik seorang jagoan kecil bernama Danish Muhammad Hafidz. (Danish artinya ilmu pengetahuan, Muhammad= nama rosulullah, Hafidz =penjaga ). Anak keduaku ini lahir hari rabu, tanggal 23 februari 2005, jam 10 malem dengan berat 3 kg dan panjang 51 cm. Proses kelahiran normal (spontan) dengan induksi. Berbeda sekali dengan Aisya yang setelah lahir langsung "melek "matanya, seakan tau kalo lagi di foto abinya (dan sampai sekarang Aisya hoby bgt di foto, centil2 gayanya) kalo Danish justru merem terus, sampe bingung juga aku, "Adik..adik ini sudah keluar dari perut umi sayang...ayo buka matanya". Wajahnya mirip banget dengan Aisya, kebiasaan Danish yang pulas tidur menyebabkan dia malas menyusu, sehingga kadar Bilirubinnya sempat tinggi 13, aku sangat panik karena setelah 3 hari pulang ke rumah, badan Danish mulai terlihat kuning, akhirnya aku bawa ke RS Hermina (karena RSUD Cengkareng penuh) dan Danish harus dirawat di sana selama 3 hari. Sedihnya.....setiap pagi aku ke RS untuk menyerahkan beberapa botol ASI untuk persediaan serta menyusui disana, dan tentu saja melihat Danish sedang di sinar dengan mata ditutup. "Cepat sehat ya anakku sayang...".

Riwayat kehamilanku selama mengandung Danish juga unik, dulu waktu usia kandungan mendekati 3 bulan aku sempat mengalami pendarahan, panik juga waktu itu tapi aku heran karena tidak mengalami mulas2 kok keluar darah, langsung ibu mertua menyarankan segera berbaring di tempat tidur dan gak boleh gerak2. Malam itu juga (habis maghrib) abinya langsung bawa aku ke RSUD Cengkareng, karena kebetulan malam minggu dokter langgananku tidak dinas, tapi dia ngontrol terus by phone lewat suster. Jadilah aku bedrest 3 hari di RS, gak boleh gerak2, Alhadulillah suamiku cukup sabar dan telaten menemaniku di RS. Selama di RS terbayang wajah Aisya yang waktu itu masih umur 6 bulan, sediiiiih sekali harus meninggalkannya tidur sendiri di rumah.

Hari senin pagi, baru dokter kandunganku mengecek kondisiku dan janinnya, waktu di USG, ternyata dokternya bilang "sudah kosong bu...", aku antara percaya dan tidak mendengar hasil USGnya, sedih sekali, merasa bersalah tidak bisa menjaga janinku dengan baik. Kemudian suamiku menanyakan kemungkinan untuk di curret biar yakin bersih rahimku, tapi dokterku menolak dengan alasan bahwa kalo sekarang pendarahannya sudah berhenti berarti sudah bersih secara alami, tidak perlu kuret (bener gak sih tulisannnya) dan beliau menyarankan kontrol kembali seminggu lagi untuk melihat kondisiku sudah benar2 baik atau ada tindakan lainnya. Sesampainya di rumah aku langsung peluk Aisya erat2, kangeeeeen. Setelah 3 hari istirahat di rumah, kembali aktifitas ku berjalan dengan normal, mulai deh acara sport untuk merampingkan perut yang agak membuncit he he he, sampai seminggu kemudian aku kembali kontrol ke dokter kandunganku. Dan betapa terkejutnya dokterku ketika melihat hasil USG, "ibu selamat ternyata janinnya masih ada dan denyut jantungnya juga jelas terlihat...", wah...kejutan apalagi nih....Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar...hanya kata itu yang berulang kali keluar dari bibirku. (langsung teringat peristiwa seminggu yang lalu, coba kalo dokternya main kuret aja, bisa jadi Danish gak bisa main bareng kakaknya sekarang, dan teringat lagi betapa aku semangat 45 olah raga mengecilkan perut, gak taunya masih ada si baby, syukur Alhamdulillah ya Allah....). Yah..sejak itu aku berjanji untuk lebih hati2 dengan kandunganku, tapi sering lupa juga meskipun sudah memasuki usia kandungan 8 bulan aku masih suka gendong2 Aisya, maklum beginilah kalo jaraknya terlalu dekat he he he.

Itulah cerita tentang Danish yang menghebohkan, Alhamdulillah sekarang dia tumbuh menjadi anak yang sehat dan bodynya gedhe-an Danish daripada Aisya, umur beda setahun tapi berat badan cuma beda 1 kg he he he, (Aisya 16 kg Danish 15 kg). eh...lupa kemaren terakhir turun 700gr karena dia susah makan selama 3 hari, batuk, pilek dan demam, tapi syukur sekarang sudah mau makan meskipun cuma sedikit2. Danish kurang tahan dengan cuaca di Belgia di akhir musim winter ini, perubahan cuaca yang sangat fluktuatif juga menyebabkan kurang enak badan, dalam satu hari cuaca bisa berubah2, siang 15 derajat celcius dan malam hari 2 derajat celcius dengan real feelnya sampai -3 derajat.

Danish moga umi dan abi bisa menjagamu, membimbingmu dan mendidikmu menjadi anak yang soleh, berguna bagi agama dan bangsa dan dimanapun kamu tinggal dan semoga akhlakmu sebaik namamu sayang. Amien...



Monday, February 19, 2007

Senengnya nonton karnaval


Mau tau karnavalnya di Belgia? yuk....baca di sini, acara karnaval ini berlangsung hampir bersamaan di penjuru kota di negara Eropa, dan beberapa negara di bagian Amerika Latin. Sampai-sampai ada schoolvakantie-nya selama satu minggu yang namanya krokusvakantie. Ada rasa penasaran bagaimana ya..kostum-kostumnya, langsung terbayang acara karnaval di Indonesia..hm..kalo di Indonesia kan kaya akan kebudayaan daerah, nah kalo di sini apa yah?
Begitu bersemangatnya "aku" pingin liat karnaval, Aisya dan Danish aku beliin juga baju karnaval, orang2 banyak juga yang belanja baju atau pernak-pernik untuk karnaval, baik anak2 sampai ke kakek2 dan nenek2. Aisya aku beliin baju bunga, dan Danish aku beliin baju lebah plus peralatan make-up untuk melukis wajah he he he niat banget yah.

Sabtu, 17 februari 2007 acara karnaval di tempat aku tinggal (Tongeren) adalah untuk anak2. Aku, abinya dan anak2 datang ke centrum agak telat, jadi sudah mau berakhir. Ternyata selama mereka ber-parade sepanjang jalan yang mereka lalui mereka melempar permen, coklat, kue, pop corn, snack, maianan, bola dan guntingan2 kertas kecil ke arah penonton, nah mulai deh acara berebut permen dan pernak-pernik lainnya dimulai (ternyata orang bule rebutan juga he he he). Karena aku datengnya telat jadi cuma kebagian sedikit permen, mainan pistol2an buat danish, kotak pensil, penggaris dan pop corn. Orang2 pada dapet sampe satu kantong plastik gedhe. Anak-anak senang sekali melihat aneka macam kostum binatang, badut, bajak laut, kerajaan, spider man, ya...kebanyakan tokoh2 kartun anak2 dengan diiringi musik yang riang dan drum-band. Hm...aku bingung sendiri baju adat orang sini apa yah he he he, yang khas paling kostum model kerajaan dengan rambut putihnya yang keriting, dan topi yang antik, bagus juga....

Minggu, 18 februari 2007, kita berencana mau ke kota Maastrich, Belanda. Perayaan karnaval yang paling terkenal dan terbesar adalah di kota ini dan Koln (Germany). Kalo Maastrich tidak jauh dari tempat tinggalku, waktu tempuh dengan bus cuma 40 menit. ada peraturan kalo masuk wilayah centrum-nya harus berkostum karnaval juga. Eh...tapi akhirnya kita gak jadi pergi karena Danish agak kurang enak badan, batuk dan agak demam badannya. Akhirnya abinya bilang aku dan Aisya aja yang pergi nonton karnaval di Tongeren aja, sebetulnya aku sudah hampir tidak mau pergi karena khawatir Danish, tapi abinya bilang dia bisa meng-handle "sudah umi aja yang pergi kan belum pernah tau yang karnaval dewasanya kan?". Ya sudah aku pergi bersama Aisya dengan naik sepeda. Karena banyak jalanan yang sudah ditutup, aku parkir aja sepedaku diantara parkiran mobil (untungnya gak disamperin polisi karena markir sepeda ontel di parkiran mobil he he he). Karnaval sudah berlangsung separuh jalan, aku menyusuri jalan dan berusaha ambil di barisan depan, biar jelas liat paradenya dan mudah dapet hadiahnya he he he, akhirnya tidak sia2 juga hari itu Aisya dapat boneka Anjing, Jerapah dan Beruang bagus2, trus buah apel (sebagian dikasih kakek2 yang berdiri di sebelah kami he he he), gantungan kunci, saputangan dan tentu saja permen dan roti. Karnaval orang dewasa lebih bervariasi, ada yang dandan ala mesir, Indian, tokoh kartun Tintin, Jepang, makhluk luar angkasa (alien), dan banyak lagi. Tidak lebih dari 2 jam aku sudah pulang ke rumah, gak tenang juga kasihan Danish, ternyata sesampainya di rumah Danish masih tidur pulas, lega deh.
Hari ini, senin 19 Februari perayaan karnaval terbesar di wilayah German berlangsung di kota Koln, aku, abinya dan anak2 ngikutin dari siaran TV saja, lebih banyak lagi variasi kostum dan dekorasi paradenya. Hm...menyenangkan juga melihat karnaval di negri orang.

Friday, February 16, 2007

Prakarya Aisya



Hari ini Aisya dianter omnya (Adji), aku tidak mengantar karena Danish agak rewel, badannya sedikit demam dan batuk terus. Eh...ternyata kata Adji sesampainya di sekolah Aisya langsung di suruh pilih kostum dan wajahnya digambarin. Rupanya hari ini kelas Aisya ada acara jalan2 sambil pakai kostum khas untuk karnaval. Agak menyesal juga aku gak bisa liat langsung, kan bisa aku abadikan tuh (klik..klik foto). Kemaren sih ada edaran (surat), cuma aku tidak sempat menterjemahkan (maklum bahasa Belandanya masih minim bgt), jangan2 disuruh pake kostum dari rumah lagi he he he.

Sorenya jam 15.20 Aisya pulang sekolah, dan yang jemput om Adji lagi he he he, om yang satu ini baik bgt, kebetulan dia tidak ada kuliah jadi bisa antar-jemput Aisya (padahal sebelumnya abis keluar sholat Juma't naik sepeda, mumpung kondisinya lagi fit semangat 45 he he he, thanks ya... Adji). Dari ujung jalan sudah terdengar suara Aisya "Adik.....adik...!" disertai gongongan si blacky anjing sebelah rumah, itu tanda khas kalo ada yang mau lewat depan rumah he he he, maklum di sini hampir setiap keluarga mempunyai anjing.
Om Adjinya bawa apaan tuh, tas plastik besar, ternyata isi prakarya Aisya di sekolah selama awal bulan januari sampe pertengahan februari. Wah...lucu-lucu juga prakaryanya, ada yang balon dilukis kayak badut trus diberi rambut dari potongan koran, bikin drum, mike, dan seperti pas foto dari karton tebal yang dilubangi bagian tengahnya untuk wajah. Danish langsung sibuk ikut main prakarya mbaknya, dia coba mike sambil menyanyi he he he lucu sekali. O..iya kalo mau lihat kegiatan Aisya di sekolah liat di sini
http://users.telenet.be/bsmerlijn/klas%20in%20de%20kijker1KK.htm
coba tebak Aisya yang mana, satu2nya anak Asia...ketahuan dari warna rambutnya yang item sendiri.

Setiap mau libur panjang prakarya itu dibagikan, besok di Belgi ada acara istimewa "Karnaval", semua sekolah libur selama satu minggu, hampir setiap kota ada acara karnaval yang waktunya berlainan. Di acara ini orang dandan dengan kostum yang unik2. Jadi besok mau nonton karnaval ceritanya, pasti anak2 suka sekali.


Dua acara yang menarik


Acaranya sih sudah berlangsung 2 minggu yang lalu, belum sempet ditulis karena waktu itu belum bikin blog he he he. Tepatnya sabtu, 3 Februari 2007, jam 5 sore waktu Belgia. Ada 2 event yang harus dikunjungi dalam waktu yang bersamaan, yang pertama acara Italiaanse avond dan yang kedua acara PERSPECTIEF (seperti malam budaya Indonesia). Inginnya bisa menghadiri kedua acara tersebut karena sama-sama menarik, tapi gak bisa karena waktunya bersamaan, akhirnya aku, Aisya dan Danish hadir di acara Italiaanse avond acara di sekolah Aisya semacam gathering-lah antara ortu atau family dengan pihak sekolahan, acaranya makan-makan menu Italy (sphageti dan kaasschootel). Untuk satu porsi sphageti kecil harganya 4 euro sedangkan kaasschootelnya 1 porsi 6 euro (note: 1 euro = 11 ribu s/d 12 ribu rupiah).


Hm...acaranya cukup meriah, sekolah Aisya punya restoran yang lumayan besar, bersih dan bagus (biasa dipakai utk makan siang kelas SD-SMA, sedangkan utk playgroup ada ruangan sendiri), murid2nya yang jadi pelayannya, mereka menawarkan menu dan aneka minum yang bisa dipesan, kemudian di tengah-tengah acara mereka menari dengan lagu khas Belgia (iramanya agak salsa). Wah...ketika sphageti dan kaasschootelnya dihidangkan, alamaak....anak-anak langsung menyerbu, untuk sphageti anak2 suka sekali, tapi untuk kaasschootel kayaknya bukan seleraku dan anak2 he he he (karena waktu pesan dalam bayanganku itu seperti makaroni schootel he he, ternyata beda jauuuuh). Jadi isinya potongan roti kecil-kecil (khas kayak di Pizza hut, tapi gak gurih hambar rasanya), trus keju berbentuk roti bolu padat yang sudah dipotong2 menjadi 6 bagian dengan variasi yang berbeda, ada yang atasnya dilapisi coklat, ada yang dilapisi creme putih, dan buah-buahan anggur, melon dan cery (orang sini makan keju kayak makan krupuk aja sih). Ya...aku dan anak2 hanya makan beberapa potong roti dan satu potong keju...sudah kenyang...akhirnya sisanya aku bawa pulang aja...he he he.

Jam 18.30 aku siap-siap mau pulang, karena takut kemaleman dan jam segitu di sini sudah gelap dan sepi, apalagi weekend, malah sepiii termasuk transportasi bus (maklum orang sini kalo weekend bener2 utk istirahat, jarang pergi2). Pas sudah siap mau pulang, eh kepala sekolahnya mau nganter pulang naik mobilnya, aduh...sungkan nih.., tapi sehari sebelum acara ini aku ketemu kepala sekolah Aisya sewaktu mengantar Aisya sekolah, dan dia bilang mau nganter pulang biar gak kelamaan di jalan (cuma 8 menit kalo naik mobil), kirain waktu itu kepala sekolahnya cuma basa-basi, eh ternyata beneran mau nganter he he he, ya sudah akhirnya aku dan anak2 diantar pulang ke rumah (abinya sebelumnya sudah kuceritain, dan menyarankan menerima tawarannya karena dari pada nunggu bus lama, anak2 keburu kedinginan) makasih...makasih...baik banget tuh kepala sekolahnya.

Nah kalo abinya hadir di acara kedua, yaitu acara PERSPECTIEF (semacam malam budaya Indonesia) (clip di youtube )yang diselenggarakan di kota Hasselt, Belgium. Acaranya dibuka langsung oleh walikota setempat. Abinya wajib hadir karena abinya kebagian motong pita, dengan memakai blangkon, kain jarit dan baju khas jawa. Gak ketinggalan si Adji juga sama pake baju seragam kayak abinya. Acara berlangsung cukup meriah, ada fashion show, baca puisi, tarian daerah dan aneka seni Indonesia lainnya. Penonton cukup padat, tidak hanya orang indonesia yang tinggal di Belgi aja yang nonton, tapi juga orang dari negara lain dan Belgia sendiri. Acara berjalan sangat sukses meskipun aku hanya bisa liat dari cuplikan2 videonya.

O...iya rumahku kedatangan teman2 Indonesia yang kebetulan lagi berada di wilayah Belgi dan Belanda ( namanya Lily, Fany, Fany, Atik, Prisya dan Aulia), dua diantaranya anak AFS (pertukaran pelajar SMA), mereka berasal dari Palembang (Prisya) dan Semarang (Aulia). Mereka semuanaya nginap di rumahku, seru dan asyik juga rumah jadi rame, dan yang pasti....Indonesia banget gitu lho he he he.


Tuesday, February 13, 2007

Taman bermain anak-anak (part-1)



Sudah lama sekali anak-anak tidak bermain pasir, ayunan dan aneka permainan yang melatih kemampuan motorik mereka, maklum dari bulan November akhir sampai sekarang cuaca masih dingin sekali. Sudah menjadi standar hidup di sini, setiap dekat komplek rumah selalu dilengkapi taman bermain yang safety sekali, dan satu lagi gratiiiiis he he he. Taman bermain di dekat rumah tinggal kami lumayan besar dan bervariasi, selain permainan umum seperti ayunan, perosotan, kuda2an dan aneka bentuk titian rintangan, dilengkapi juga danau buatan yang banyak bebeknya dan ikan besar2 serta dilengkapi perahu-perahu kecil. Banyak orang yang melakukan aktifitas mancing di situ (tapi lucunya, hasil pancingannya dikembalikan kembali ke danau, ya...mereka hanya menyalurkan hobi saja), terus sepanjang jalan yang mengitari danau kecil itu ada kandang-kandang binatang seperti, rusa, burung onta, dll (tidak banyak sih macamnya). Diantara taman bermain dan danau terdapat sebuah cafe yang berukuran sedang, banyak orang yang menikmati minuman dan makanan sambil duduk untuk bersantai. O..iya yang menarik lagi sepanjang jalan di taman bermain itu ada banyak tanda (kayak rambu2 lalu lintas aja) yang bergambar anjing, usut punya usut ternyata itu tempat “kakadoen (BAB) or pipi (pipis)nya anjing he he he”, sampai segitunya….abis yang bermain tidak hanya anak2 saja, tapi anjing ikutan refreshing juga hiiiii…..

Aisya suka sekali main titian rintangan dan perosotan, kalo Danish lebih suka main pasir dan sibuk mencari teman. Sifat 2 anakku ini sangat bertolak belakang, kalo Aisya pemalu sekali, setiap ada temannya yang ingin main bareng, sontak dia menjadi pendiam dan menghentikan aktifitasnya, sedangkan Danish malah senang mencari teman, dia sibuk menghampiri sekelompok anak dan ikut bermain bareng, padahal tidak pernah kenal sebelumnya dan yang pasti bahasanya lain, hm…mungkin mereka punya bahasa anak-anak yang bisa dimengerti dari seluruh penjuru dunia he he he, buktinya tidak lama kemudian Danish sudah tertawa-tawa bersama mereka, nah..baru deh Aisya ikut nimbrung…(he he he adiknya yang maju duluan). Dalam aktifitas bermain ini, selain melatih kemampuan motorik, mereka juga belajar bersosialisasi, belajar untuk antri atau menunggu giliran, belajar mengenal binatang, belajar menjaga keindahan alam dll.



Meet sister…

Hari ini aku jemput Aisya pulang sekolah bersama Danish (biasanya yang jemput kalo gak abinya ya om Adji), seperti biasa, ketika bel berbunyi segera aku menuju kelas Aisya, eh dari belakang ada suara “Assalamu’alaikum…!”, aku langsung menengok ke belakang, o…rupanya wanita berjilbab yang pernah ketemu aku di bus waktu pulang belanja dari kota Liege (waktu itu kita hanya saling senyum saja karena tempat duduk kita di bus berjauhan). Hm…dari wajahnya terlihat dia orang Maroko, aku kemudian segera menjawab “Wa’alaikum salam…” dan kita pun masuk ke ruang kelas yang terpisah.

Aisya langsung lari menghampiriku dengan mata yang berbinar-binar, wah…ternyata hari ini juf Alexia (guru Aisya) gambarin wajah anak-anak, Aisya terlihat senang sekali, di dahinya terlihat bekas gambar mahkota, dan pipinya gambar bintang, maklum sebentar lagi liburan sekolah untuk acara karnaval (kroskusvakantie), sayangnya aku tidak bisa mengabadikan dalam bentuk foto. Aku cepat-cepat memakaikan jaket, syal dan topi Aisya, karena takut ketinggalan bus, bisa lama lagi nunggu bus berikutnya. Kemudian Aisya pamit sama gurnya “tot morgen (sampai besok).…!”.

Eh di depan kelas, wanita berjilbab tadi tersenyum manis dan berkata “spreekt U Nederlands?”, tanya dia, “ ja.. maar beetje (ya...tapi sedikit)”, jawabku. Ternyata dia ingin mengantarku pulang, kebetulan suaminya bawa mobil. Ya sudah...kebetulan he he. Orangnya ramah sekali, namanya Aminah dan anaknya namanya Abdul kadir (tweede kleuterklas) kelasnya satu tingkat di atas Aisya. Sepanjang perjalanan kita ngobrol...(akhirnya aku speak English juga deh, gak PD ngomong Belanda...masih aa uu he he, padahal sudah berjanji dalam hati utk berusaha ngomong Belanda full eh..English lagi...English lagi...kapan bisanya ya?). untungnya sister Aminah bisa b. Inggris, suaminya bilang senang sekali bisa bertemu saudara semuslim.

Sesampainya di depan rumahku, aku cium pipi sister Aminah sebagai tanda terimakasih dan salam kenal, sore ini begitu membahagiakan bagiku, “Alhamdulillah ya Allah…engkau perkenalkan aku dengan orang-orang yang baik”, padahal aku belum pernah kenal sebelumnya dengan sister Aminah dan kita berbeda bangsa, tapi kita menjadi begitu dekat dalam satu ukhuwah islam…

Monday, February 12, 2007

Main Flash Card yuk!

Waktu masih mengandung Aisya aku pernah mengikuti seminar Bagaimana mengajar bayi membaca yang diselenggarakan oleh Tiga Raksa, Jakarta. Setelah Aisya lahir, langsung deh aku praktekin bersama suamiku, kebetulan kita berdua sudah membuat flash card-nya sebelum Aisya lahir dan sebagian beli di balita cerdas.com. Jadi sejak Aisya berusia 5 bulan aku stimulus dengan bermain kartu itu, kegiatannya cuma sebentar 5 kartu bertuliskan nama-nama benda disekeliling kita dengan ukuran yang lumayan besar dan jelas untuk dibaca.

Jadi bacakan saja secara cepat (1 detik untuk satu kartu), dalam satu hari kegiatan itu diulang 3 kali dalam rentang waktu 4 jam lah (kayak minum obat aja yah he he he). Aisya sangat menikmati kegiatan ini, dia selalu menangis kalo sudah selesai baca kartunya. Prinsip bermain flash card ini adalah berhenti sebelum mereka bosan. Tapi sayangnya kegiatan ini berlangsung tidak konsisten, karena aku terkadang sudah capai ketika pulang kerja, hmm..dan sempat tidak berjalan sama sekali, apalagi waktu adiknya (Danish) sudah lahir.

Nah sekarang aku mulai giatkan lagi aktifitas ini, flash card-nya aku buat sendiri (karena yang aku beli dari balita cerdas.com lupa tidak kubawa ke Belgia) dan sebagian lagi nge-print di http://www.sumardiono.com/index.php?option=com_content&task=view&id=666&Itemid=85

Karena Aisya (3 th) dan Danish (2 th) sekarang sudah bisa berbicara, maka makin seru aja mainnya. Tak disangka-sangka mereka berdua bisa membaca kartu yang aku berikan dalam waktu yang sangat singkat, subhanallah…hm…penasaran juga bagaimana proses kerja otak mereka untuk membaca, mungkin mereka bisa membaca kata sebaik mereka membaca symbol dalam bentuk gambar atau lambang (misal lambang Mc.Donald, dll). Mereka berdua berlomba-lomba menyebutkan kata.

Abinya kemudian mengusulkan, “Umi..gimana kalo coba dirangkai katanya”, wah ide bagus juga nih, flash card yang Aisya sudah kenal aku coba susun menjadi kalimat, awalnya hanya 2 kata saja, misalkan: Mata Aisya, Hidung Danish, Rumah besar, dst. Setelah Aisya lancar, aku tingkatkan menjadi 3 suku kata ( Botol susu Aisya, Rumah Aisya besar), wah…Aisya semakin antusias saja, hampir tiap hari dia nagih main flash card, kalo Danish masih main satu kata saja.

Wah…aku sekarang lagi hunting buku yang satu halaman berisi satu kalimat pendek saja, jadi tahap awal aku kenalkan setiap kata dalam buku itu, tahap selanjutnya merangkai kalimat sesuai dengan apa yang tertulis pada halaman buku tersebut, nanti itu menjadi buku pertama Aisya dan Danish yang dibacanya sendiri. Hmm…semoga berhasil.

Sunday, February 11, 2007

Winter (Musim Dingin)

“Hm….mana saljunya ya umi ? tanya Aisya berkali-kali, aku mau buat bola salju dan boneka salju…”, pertanyaan yang sering dia ajukan jika kita sedang membaca buku bersama dan ada gambar boneka salju. “Sabar ya sayang…moga saljunya segera turun”.

Musim winter tahun ini memang agak sedikit aneh, biasanya salju dah turun di pertengahan bulan Desember tapi sekarang nampaknya salju malu-malu untuk turun, padahal aku dan anak-anak sangat menunggu moment itu, maklum belum pernah melihat salju he he he. Akhirnya salju hadir tiba-tiba (28 Desember 2006) disaat kita sedang berlibur di Hamburg, Germany (nginap di rumah eyang Yon dan eyang Lies dua minggu), wah…langsung girang deh… dengan persiapan yang lumayan lama untuk memakaikan baju musim dingin ke Aisya dan Danish (hampir 30 menit, karena pakai acara kejar-kejaran he he). Langsung kita turun dari lantai 8 apartemen eyang Lies dan main di tanah lapang depang apartemen, anak-anak antusias membuat bola-bola salju dan mengamati jejak kakinya. Waktu itu salju cuma turun sehari dan selama 3 jam (7 – 10 pagi).

Sedangkan di tempat tinggal kami di Tongeren, Belgia, salju belum turun sama sekali, tapi waktu itu sudah pesimis..rasa-rasanya salju sudah tidak akan turun lagi, aku sering lihat prakiraan cuaca melalui http://wwwa.accuweather.com yang lumayan akurat ramalannya. Eh...ternyata tidak disangka-sangka, akhirnya salju datang lagi, antara percaya dan tidak kita ngintip dari jendela depan rumah...eh ternyata benar..”Selamat datang salju...!”. (kita baru “ngeh” setelah abinya lagi chatting semua teman2nya yang tinggal di Belgi statusnya “snow…!” he he he). Salju di awal Januari 2007 itu hadir lumayan lebat dan lama juga sekitar 3 hari (6-8 Januari 2007).

Moment ini tidak kita sia-siakan, langsung deh acara pemotretan dimulai klik…klik…klik (he he he) Anak-anak main salju sepuasnya, pemandangan di sekitar tempat tinggal kita sangat indah...banyak pepohonan dan tanah lapang untuk farm. Buat bola-bola dan boneka salju, lempar-lemparan salju dan abinya mengukir nama anak2 di hamparan salju yang putih bersih.

Herfst (Musim Gugur)


Subhanallah.....sungguh indah musim gugur di sini (September-Oktober), dedaunan berubah kuning, merah, coklat, orange dan purple, sungguh paduan warna yang kontras. Lalu gugur perlahan-lahan ditiup angin yang lumayan kencang dan udara yang dingin. Tinggallah pohon dengan dahan dan rantingnya saja. Umiiii…kijk! (lihat!), tinggal dahannya saja, gak ada daunnya lagi, nolll…!(maksudnya: angka 0), teriak Aisya kegirangan setiap lihat pohon yang sudah tinggal rantingnya saja, Danish dengan antusias mengikuti kata-kata mbaknya…tapi dia ambil kata belakang-belakangnya saja he he he. Meskipun cuaca terlihat cerah, tapi brrrrr...dingin sekaleee, suhu diluar 12 derajat celcius, tapi anak-anak sangat menikmatinya seperti tidak kedinginan saja.

Selama jalan-jalan di sekitar tempat tinggalku, anak-anak senang mengumpulkan daun-daun kering, mencari kerikil, trus lihat lintasan pesawat di angkasa (udara di sini bersih sekali sampe asap lintasan pesawat terlihat jelas, bagus), kasih makan ayam dan domba tetangga (bulu ayam dan dombanya aja super tebal he he, ayam dan domba bule), kemudian lihat kuda dan sapi (pedesaan banget yah…tapi indaaah sekali!).

Sesampainya di rumah daun kering yang kita kumpulin diolesi cat air dan ditempelkan di kertas sehingga terlihat jelas kerangka daun yang khas sesuai jenis daunnya, duh senengnya anak-anak, melalui kegiatan ini anak-anak sambil belajar konsep, pola, ukuran (daun paling besar, sedang dan paling kecil), dan kelompok warna (daun warna kuning, merah, coklat, orange dan purple). Kemudian kerikil yang kumpulkan dan disimpan disaku, mereka keluarkan dan mulai deh acara menghitung, satu, dua, tiga,…”ayo..kerikilnya banyakan punya Aisya apa Danish?” , tanyaku. Hm…masing-masing langsung teriak namanya masing-masing he he he. Aisya kemudian sibuk main masak-masakan, “lagi bikin sayur sop”, katanya, sambil tangannya mengaduk-aduk kerikil yang ditaruh di panci mainannya. Sedangkan Danish sibuk memindahkan kerikil-kerikil itu dengan mainan traktornya.

Kegiatan rutin lainnya dimusim ini adalah menyapu halaman belakang rumah, banyak daun-daun yang berguguran, anak-anak seneng sekali kalo dilibatkan nyapu daun-daun kering yang menggunung....(brrr...dingin kita nyapu pake jaket tebel, sepatu dan topi), “Aisya yang nyapu, adik yang masukin ke tong sampah ya....”, gayanya Aisya mengomando adiknya. (ya…di sela-sela aktifitas ini sering juga diselingi acara berantem dan tangis, rebutan sapu dan skop antara Aisya dan Danish he he he).

Friday, February 9, 2007

Bermain Angka

Hampir setiap hari Aisya dan Danish bermain-main dengan angka, dan acara paling sering yaitu berhitung. Terkadang ketika mereka sedang bermain sendiri, dan aku sibuk masak, seringkali terdengar mereka memulai acara rutinnya “berhitung: een, twee, drie, vier, vijf,…!”, iseng-iseng aku ngintip apa sih yang sedang mereka hitung, heboh sekali. Oo…ternyata Danish (2 tahun) sedang sibuk menghitung mainan mobil-mobilannya yang dia susun berderat dari mobil berukuran paling kecil sampe yang paling besar, sedangkan Aisya (3 tahun) sibuk menghitung gelas yang harus dia suguhkan pada boneka beruangnya (ada 3 boneka beruang). Hi hi hi lucu juga lihatnya, mereka perlahan-lahan sudah mulai sedikit memahami angka dan maknanya. (artinya, jika benda yang mereka hitung berjumlah 3, maka proses berhitung akan berhenti di angka 3, sesuai dengan banyaknya benda, jadi bukan hafal urutan 1, 2, 3,…,10, padahal benda yang dihitung cuma 3 buah).

Aktifitas lain yang sering aku libatkan adalah acara membuat susu, kebetulan kalo di rumah mereka minum susu masih di botol (Hm…gimana ya caranya lepas dari botol susu? tapi kalo pergi-pergi sih sudah nggak lagi). Acara bikin susu heboh karena masing-masing ingin duluan buatnya, aku pegang botol susunya, “Ayo Aisya masukkan 6 kali sendok susu ya, pelan-pelan aja biar gak tumpah semua!”, mulai mereka yang memasukkan setiap sendok susu ke dalam botol, sambil menghitung satu, dua, dst, demikian juga Danish gak mau kalah. (kemampuan Aisya untuk memasukkan sendok susu ke dalam botol sudah bagus, sedangkan Danish masih sering tumpah-tumpah he he).

Karena beda usia Aisya dan Danish hanya 1 tahun, rasanya seperti momong anak kembar saja, maunya mainannya sama terus. Salah satu permainan bersamanya adalah Learning Math with Albert dari Time Life. Ada kumpulan berbagai bentuk (segitiga, segi empat, lingkaran dengan berbagai warna), trus aku kasih instruksi, ”Ayo...ambil yang bentuknya segitiga....!” atau “Ayo ambil yang berwarna merah...!”, Aisya selalu duluan, Danishnya masih asal ambil aja semuanya yang dia suka he he he, tapi lama-lama dia mengerti juga konsepnya, trus kalo sudah terkumpul benda yang berwarna merah, kita hitung bersama. “Berapa ya jumlah segitiga yang berwarna merah, lingkaran merah, dan segi empat merah, (kemudian memasangkan jumlah benda dengan angkanya, misalkan ada 3 buah lingkaran merah maka di bawahnya beri angka 3 sambil teriak “Angka 3”, maksudnya agar anak-anak suatu saat tau bahwa itu symbol untuk menuliskan angka 3). Jadi sasaran yang ingin dicapai adalah anak paham kuantitasnya dahulu baru simbolnya (angkanya). Aku sih gak kasih target tertentu kapan mereka bisa paham apa yang kumaksud, having fun aja.....yang penting anak-anak antusias dan menikmati permainan karena cepet-cepetan ngumpulin......jd seru.

Satu lagi, ceritanya belajar tentang "order" atau urutan. Aisya sudah lumayan ngerti angka dan maknanya (baru angka 1, 2 dan 3), kalo Danish belum. Aku pusing karena Aisya dan Danish selalu berebutan mainan, terutama perosotannya. Aku mau coba bikin peraturan, kubagikan kertas masing-masing berisi gambar (apa saja), misalnya balon, trus aku suruh hitung “Aisya ada berapa balon di kertasnya!”, danish jg, (karena cm 2 orang jd satu kertas bergambar 1 balon dan 1 kertas yang lain berisi gambar 2 balon), nah yang dapat kertas gambar satu balon berarti yang main perosotan duluan, nanti kalau sudah paham benar, aku tambah menjadi 3 urutan (akunya ikut ngantri perosotan hi hi hi ), ntar abinya (bapaknya) ikut ngantri jg he he he, jd mereka belajar menghitung dan mengurutkan dari angka 1 sampai 4, yah...semoga berhasil!(tapi apa yang terjadi…..Aisya maunya selalu dapat benda yang berjumlah satu, he he he dia mulai tau bahwa itu berarti yang duluan atau pertama).


Waktu cepat berlalu….


Tak terasa sudah 3 tahun lamanya, permata hatiku Aisya Armina Mumtaz Hafidz sudah mengisi hari-hariku dengan keceriaanya. Ya…tepatnya 9 Februari 2004, jam 11.50 WIB di RSUD Cengkareng, Jakarta, telah lahir bayi perempuan mungil dengan berat 2,9kg dan panjang 50 cm. Alhamdulillah waktu itu proses kelahirannya lancar, tekadku untuk memberi ASI eksklusif cukup kuat, tapi maaf ya Aisya sayang, keinginan umi untuk memberikan ASI eksklusif tidak berjalan lancar, Aisya ternyata sudah mau punya adik lagi di saat usianya masih 3 bulan.

Satu tahun pertama adalah masa-masa berat baginya, karena harus adaptasi dari ASI ke susu formula, kalo minum susu formula kayak minum obat saja, berbagai merk susu formula sudah dicoba dari yang mahal sampe yang standar, tetap saja susah. Meskipun perkembangan berat badan dan panjang tubuhnya dalam batas normal, tetap saja ada rasa bersalah pada Aisya. Tapi Alhamdulillah sekarang Aisya tumbuh menjadi anak yang ceria dan sayang sama adiknya. Ya…Allah, moga aku bisa menjaga amanahmu ini dan menjadikannya anak yang soleha, amien….


Akhirnya bikin blog juga....

Awalnya hanya ingin berbagi cerita tentang aktifitasku sehari-hari bersama Aisya dan Danish kepada mbak Lala (keluarga homeschooling, sumardiono.com), eh…keterusan deh, kok asyik juga kali ya kalo mengabadikan moment-moment indah saat melalui The Golden Period nya Aisya dan Danish. Sayangnya setiap aktifitas yang kulalui bersama anak-anakku tidak selalu diabadikan dengan foto, ya…semoga dengan tulisan-tulisanku ini bisa mengingatkan betapa berharganya waktu itu dan kenangan-kenangan indah bersama 2 malaikat kecilku. Hmm….tidak ketinggalan pula saran dari mbak Yusrin untuk buat blog sendiri serta suamiku tercinta yang ikut sibuk mencarikan account buat bikin blog ini (soalnya selama ini beberapa tulisanku nimbrung di blog suamiku (http://hafidztio.blogs.friendster.com/my_blog/). Thanks ya bi….