Friday, January 9, 2009

Gent Univ. Belgium - Master grants 2009/2010

Deadline : 30 April 2009 (for 2009-2010)

Berikut saya informasikan bahwa Gent University, Belgium, memberikan beasiswa program Master untuk peserta dari negara-negara berkembang (termasuk Indonesia).
Beasiswa yang diterima sebesar 964euro/ bulan plus biaya kuliah 80euro per tahun.
Daftar program studi yang ditawarkan bisa dilihat di link:
http://www.opleidingen.ugent.be/studiekiezer/nl/int/index.htm

Untuk informasi selengkapnya tentang syarat-syarat atau dokumen yang diperlukan bisa di lihat di sini:
http://www.ugent.be/en/research/devcooperation/Mastercall2009.pdf


Salam, semoga sukses.

Tuesday, June 5, 2007

Pindah Blog........!!!!

Baru punya 2 blog dah repot sekali, activitas sehari-hari bersama anak-anak banyak yang belum diposting, karena hobby jalan2 sampai isi blogku agak keluar jalur dari semula (kebanyakan laporan jalan2nya he hehe). Rencananya dulu bikin blog untuk mendokumentasikan kegiatan harianku bersama anak2. Suatu saat mereka bisa membacanya kalo sudah besar. Jadi mulai sekarang blogku pindah disini

Wednesday, May 30, 2007

Jalan-jalan ke Madurodam, Den Haag

Pertengahan bulan mei kemaren, Aisya dan Danish diajak abinya jalan-jalan ke Madurodam, Den Haag. Madurodam adalah sebuah kota miniatur yang terletak di Scheveningen, Den Haag, Belanda. Kota ini adalah model dari sebuah kota Belanda dalah skala 1:25, terdiri dari bangunan-bangunan khas Belanda dan landmarks seperti yang ditemukan di berbagai lokasi di negara tersebut. Tempat kunjungan wisata ini dibangun pada 1952 dan telah dikunjungi oleh puluhan juta orang sejak saat itu. Kota ini dinamai menurut George Maduro, seorang pelajar dari CuraƧao yang meninggal di kamp konsentrasi Dachau pada 1945 dan orangtuanya menyumbangkan uang untuk memulai proyek Madurodam (sumber Wikipedia).

Aisya dan Danish lebih senang ketika melihat miniatur alat -alat trans
portasi seperti perahu, pesawat, kereta (satsiun Eindhoven) dan jalur mobil. Mereka nyaris gak mau beranjak ketika mengamati cara kerja jembatan ketika harus membukakan jalan untuk perahu, ada berbagai jenis jembatan yang cara kerjanya berlainan, ada yang terangkat ke atas, ada yang terbuka di bagian tengahnya, jembatan ini sekaligus berfungsi untuk menahan air sungai agar tidak meluap (banjir) atau tepatnya berfungsi sebagai Dam, ada juga yang terangkat dengan kemiringan mendekati 90 derajat.

Untuk miniatur Amsterdam Airport Schiphol ada pesawat milik Indonesia yaitu Garuda Indonesia, anak-anak juga serius sekali mengamati pesawat yang bergerak mengitari bandara. Miniatur bandara dibuat sedemikian detailnya sampai pergerakan tas atau koper di bagasi seperti aslinya.

Berbagai gedung, wind mill, wind turbine park, jembatan Erasmusbrug, Rotterdam serta stadion sepak bola schiphol tidak luput dari perhatian anak2, mereka syik berlarian dan tangannya ingin memegang miniatur tersebut. Kita yang sampe berulang kali harus sport jantung karena ulah anak-anak yang penasaran he he he. Selengkapnya bisa dilihat langsung di websitenya http://www.madurodam.nl/

Saturday, May 12, 2007

Bermain dengan waktu

Tanpa aku sadari aku sudah mengenalkan sedikit konsep mengenai waktu, mereka hanya sering mendengar kata-kata lama, sebentar, jam dan menit. Mungkin mereka belum mengerti secara jelas apa itu konsep waktu, biasanya pada saat mereka menonton TV aku selalu mengingatkan untuk tidak menonton terlalu lama, "TVnya 5 menit lagi dimatikan yah...tidak baik nonton TV terlalu lama, nanti matanya lelah", serentak mereka menjawab "iyaaa......" hi hi hi terkadang geli juga, karena belum sampe 5 menit mereka sudah mematikan TV . Tapi terkadang saat aku dan abinya asyik nonton TV dan mereka berdua main sendiri, tiba2 Aisya atau Danish mematikan TV dan berkata "sudah lama nontonnya...", nah lho....kitanya yang bengong karena acara lagi seru2nya hehehe.

Ketika kumandang adzan terdengar (dari komputer "IslamicFinder"), nah sekarang sudah jam dua siang waktunya sholat Dhuhur, atau ketika saat Aisya dan Danish menemani aku di dapur, mulai deh aku seperti ahli masak yang sedang show di acara TV, "masukkan kue ke dalam oven, panggang selama 15 menit" hehehe. Waktu akan tidur malam juga dimanfaatkan "Sekarang sudah jam 9, waktunya tidur, sudah malam". Tetapi di musim semi ini anak2 agak alot kalu disuruh tidur lebih awal, karena waktu siangnya panjang, pernah Aisya nyeletuk " sekarang belum malam, masih terang...masih boleh main". Akhirnya kuterangkan kalo musim semi siangnya lebih lama (panjang waktunya) dari pada musim dingin, nanti musim panas waktu siangnya paling panjang. ( Aisya diam aja....no comment). Bergiliran mainan juga sebenarnya mereka belajar waktu, ketika salah satu memakai mainan yang diperbutkan aku sering menyuruh mereka memberi waktu selama 10 hitungan untuk bergantian, jadi kalo si adiknya sedang pake mainannya, kakaknya mulai menghitung "satu, dua, tiga...." belum hitungan ke sepuluh biasanya si adik sudah memberikan mainannya, hm....anak2 sukanya berebuuuuut aja.....

Nah dari sebagian penggalan kalimat yang berhubungan dengan waktu dalam aktifitas sehari2 mereka, beberapa waktu lalu aku coba praktekan langsung mengenalkan jam pada Aisya dan Danish, kukenalkan ada dua macam jarum (panjang dan pendek), yang panjang menunjukkan menitnya sedangkan yang pendek menunjukkan waktu jamnya, karena usia mereka masih 2 dan 3 tahun aku kenalkan yang paling dasar saat jarum panjangnya menunjuk ke angka 12, jadi mereka tinggal teriak, "jam 1, jam 2 dst..". Mereka sih senang mutar2 jarum jamnya aja, buat mainan, biasanya permainannya aku bilang "umi mau berangkat belanja jam 4", mereka berdua cepet2an menggerakkan jarum jam ke angka 4 (Aisya sudah tau angka 1-5) kalo Danish asal aja he he (terkadang benar juga, gak tau mengerti benar atau kebetulan saja benar), asyiiiik....yang penting anak2 happy...


Tuesday, May 1, 2007

Brugge (Known as the Venice of the North)

Kesan pertama mengunjungi kota ini adalah indah. Brugge terkenal dengan kanal-kanalnya yang romantis. Untuk melihat keindahan kanalnya, aku naik boot menyusuri kota Brugge, sekali trip 5 euro/orang selama 30 menit, banyak juga peminatnya, ngantri.

Selama naik boot, terlihat pemandangan yang unik, dulunya penduduk di kota Brugge memakai transportasi perahu melalui kanal2 ini, pintu rumah mereka atau teras depan rumahnya langsung berhadapan dengan kanal, sehinggak akses ke perahu mudah. Tapi sekarang sudah tidak digunakan lagi karena ada jalur darat. Objek wisata lain yang bisa dikunjungi adalah kincir angin yang berfungsi sebagai mengolah gandum.

Selain itu kota Brugge terkenal dengan kerajinan tangannya berupa rajutan dan sejenisnya (aku gak tau namanya, tapi banyak juga kok di Indonesia), dari baju, taplak meja, tempat tisyu dll, harganya wow....kalo dikurskan ke rupiah dari 50 puluh ribu sampai jutaan. Di sepanjang toko kerajinan ini juga banyak toko coklat yang beraneka macam bentuknya. Di sini abinya cuma beli suvenir gelas (koleksi dari beberapa kota di Eropa) he he he yang terjangkau dengan kantong. Kerajinan tangan lainnya mirip2 seperti di Bali dan Malioboro.

Ketika asyik menikmati pemandangan alam, eh ada sesuatu yang menarik perhatian kita, seorang "pengamen" yang memainkan harpa, wah keren juga kalo foto di samping pemain harpa itu, banyak yang antri lho buat foto dengannya atau mengabadikannya dengan video untuk para couple, romantis gitu lho dansa sambil diiringi dentingan melodi harpa. Eh ketika kita ambil 'ancang2' buat pose, gak taunya si pemain harpa menghentikan permainannya malah ikut pose, "klik" jadilah foto kita seperti ini, maunya si empunya sedang main harpa :(.
Eh setelah itu dia malah ngajak ngobrol, ternyata dia pernah ke Indonesia (ke Jogja, Bali, Bromo, Malang, Jakarta dan Bandung), wah....pengamennya orang sini bisa jalan2 ke luar negri yah...he he he.


Monday, April 30, 2007

Osstende (pantai di Belgi)

Menysuri kota Oostende merupakan bagian dari perjalanan liburan awal spring 2007. Tetangga sebelah rumah (sudah kakek-nenek) sering banget pergi ke Ostende, katanya untuk liburan summer tahun ini hotel sudah full booked sampai bulan September, gile...! yang bener aja sampai segitunya...jadi makin penasaran seperti apa sih keindahan pantai di Belgia.

Waktu tempuh dari Tongeren ke Belgia sekitar 3 jam dengan kereta. Karena di musim semi ini waktu siang lebih panjang (subuh jam 4 pagi, isya jam 11 malam) jadi kita santai aja, jam 9 pagi baru berangkat dari rumah. Ketika masuk dalam kereta...ups...penuh banget, gak biasanya seperti ini....rupanya orang-orang pada kegirangan cuaca cerah dan hangat setelah melewati musim dingin, dapat juga tempat duduk tapi anak-anak milih sama omnya duduk di antar gerbong sambil main game di labtop kadang minta pangku sama umi atau abinya (Catatan: kereta di sini meskipun kelas ekonomi kayak Argo Bromo di Indonesia, bedanya tidak pakai AC he he he, nyaman dengan suara kereta nyaris tidak terdengar, cesss......jadi kalo mau ke WC aman tidak perlu pegangan kuat2).

Jam 12 sampai ke Ostende, ternyata hampir semua yang naik kereta tujuannya sama Ostende, tempat pemberhentian terakhir, mereka rata-rata bawa tas besar, mungkin mau menginap di hotel untuk beberapa malam. Ketika keluar dari station, pemandangan pertama yang nampak adalah puluhan perahu yang beraneka macam bentuknya. Angin berhembus lumayan kencang...tapi udara hangat jadi enak buat jalan2. Tiap perahu terparkir dengan rapi, sebagian perahu jalan dan ketika harus melewati jembatan, sang nahkoda harus memencet bel untuk memberi tanda pada penjaga agar dibukakan jalan. Jembatan yang digunakan untuk akses mobil, bus, sepeda dan pejalan kaki pun di stop, karena jembatan tersebut bisa diangkat untuk memberi jalan perahu.

Selama perjalanan menuju pantai banyak toko2 yang menjual pernak-pernik peralatan tamasya ke pantai, dari tikar, kaca mata hitam, mainan pasir, bola pantai, souvenir2 dan satu lagi......kios2 penjual seafood serta pasar ikan. Aku tergoda melihat udang-udang besar dan segar yang sudah dibumbui mayones, harganya 3 euro satu cup, tidak mahal menurutku isinya udang besar, udang kecil dan ikan salmon deh kayaknya warnanya merah, enak. Aisyda dan Danis suka sekali dalam sekejap habis...bis.

Akhirnya tujuan utama tampak sudah....pantai dengan ombak kecilnya terlihat jelas, betapa girangnya anak-anak, mereka tidak sabar untuk main air. Anak2, abi dan om nya bergegas menuju tepi pantai dan main ombak. Tapi apa yang terjadi........airnya dingiiiiiiin sekali, sampat terasa ke kepala. Wah ini bagaimana nih matahari bersinar terik tapi air masih super dingin, tapi anak2 enjoy aja lari2 ketika ombak datang, trus main pasir. Aku khawatir juga takut anak2 pada sakit karena kedinginan. Akhirnya main airnya sebentar aja trus kita siap2 menyusuri pantai lagi. Sepanjang pantai banyak sekali yang sewa sepeda, skuter, mobil-mobilan untuk anak2 dan yang bikin mata terbelalak tentu saja....banyak "jemuran". Maksudnya orang2 sudah pada berjemur dan buat kapling2 tersendiri (sewa kursi perjamnya 2 euro, trus pembatasnya seperti kain terpal aku tidak tau harganya, ada juga kasur pantai).

Kesimpulan akhir...keindahan pantai di Belgia masih kalah jauh dengan pantai Indonesia, jarang ada pohon, kebanyakan hotel2 dengan bangunan yang tinggi2. Coba kalo di Indonesia...pohon kelapa, warna pantainya biru, ombaknya agak besar dan satu yang gak ada es kelapa muda, hm...yummy...yummy...bikin pingin pulang ke Indonesia nih.

Tuesday, April 24, 2007

Jalan -jalan ke Ghent, spring 2007

Liburan awal spring benar2 dimanfaatkan oleh abinya buat jalan2 bareng keluarga, maklum mumpung belum banyak report yang bikin seharian di kampus (sampe malem). Yang senang tentu saja aku he he he, selain suka jalan tentu saja bisa menikmati kebersamaan dengan suami dan anak2.

Awal april yang lalu kita rencanakan pergi ke Ostende (pantai-nya Belgia), trus ke Ghent dan Brugge. Karena letak ketiga kota ini berdekatan jadi sekalian dijelajahi. Kebetulan ada teman dari Indonesia yang bawa keluarga juga tinggal di Ghent, jadilah kita bermalan di rumahnya.

Namanya mbak Ani dan keluarga dari Surabaya, satu lagi Roffi+Dessy dgn anaknya yang lucu Gery dari Bandung (Roffi dosen UNPAD). Mereka kebetulan tinggal di student house, jadi studionya satu lantai dan berdekatan. Enak juga punya tetangga sama2 dari Indonesia.

Wah sama Dessy dan mbak Ani dimasakin enak2, thanks ya....
ada urap2, bakwan, ayam kecap, tahu goreng, sayur nangka, dan keesokan paginya makan soto khas jawa timur, sedaaap......yummy...yummy...

Kota Ghent terkenal dengan sungai2 kecilnya yang mengitari sepanjang kota di Ghent, perahu-perahu kecil banyak berseliweran dan merupakan salah satu objek wisata juga. Ada museum daging...aku masuk sebentar sih...di dalamnya banyak terdapat daging yang digantung-gantung di atap gedung tersebut...he he he aneh juga...sayang aku belum baca sejarahnya, ntar deh aku cari di wikipedia.

Sore harinya, bersama kita diajak ke danau, bisa buat berenang dan terdapat aneka permainan anak2 dan tempat untuk olahraga, seperti bola voley, tenis meja, mini golf, sepak bola dan lain2.

Wow...ternyata ramai sekali, maklum cuaca sudah hangat malah cenderung panas...., akhirnya kita menemukna tempat yang teduh untuk gelar tikar dan buka perbekalan......yang para bapak2 dan anak2 sibuk berenang dan main pasir, aku dan Dessy bagian jaga barang2 he he he dan seksi konsumsi.