Monday, April 30, 2007

Osstende (pantai di Belgi)

Menysuri kota Oostende merupakan bagian dari perjalanan liburan awal spring 2007. Tetangga sebelah rumah (sudah kakek-nenek) sering banget pergi ke Ostende, katanya untuk liburan summer tahun ini hotel sudah full booked sampai bulan September, gile...! yang bener aja sampai segitunya...jadi makin penasaran seperti apa sih keindahan pantai di Belgia.

Waktu tempuh dari Tongeren ke Belgia sekitar 3 jam dengan kereta. Karena di musim semi ini waktu siang lebih panjang (subuh jam 4 pagi, isya jam 11 malam) jadi kita santai aja, jam 9 pagi baru berangkat dari rumah. Ketika masuk dalam kereta...ups...penuh banget, gak biasanya seperti ini....rupanya orang-orang pada kegirangan cuaca cerah dan hangat setelah melewati musim dingin, dapat juga tempat duduk tapi anak-anak milih sama omnya duduk di antar gerbong sambil main game di labtop kadang minta pangku sama umi atau abinya (Catatan: kereta di sini meskipun kelas ekonomi kayak Argo Bromo di Indonesia, bedanya tidak pakai AC he he he, nyaman dengan suara kereta nyaris tidak terdengar, cesss......jadi kalo mau ke WC aman tidak perlu pegangan kuat2).

Jam 12 sampai ke Ostende, ternyata hampir semua yang naik kereta tujuannya sama Ostende, tempat pemberhentian terakhir, mereka rata-rata bawa tas besar, mungkin mau menginap di hotel untuk beberapa malam. Ketika keluar dari station, pemandangan pertama yang nampak adalah puluhan perahu yang beraneka macam bentuknya. Angin berhembus lumayan kencang...tapi udara hangat jadi enak buat jalan2. Tiap perahu terparkir dengan rapi, sebagian perahu jalan dan ketika harus melewati jembatan, sang nahkoda harus memencet bel untuk memberi tanda pada penjaga agar dibukakan jalan. Jembatan yang digunakan untuk akses mobil, bus, sepeda dan pejalan kaki pun di stop, karena jembatan tersebut bisa diangkat untuk memberi jalan perahu.

Selama perjalanan menuju pantai banyak toko2 yang menjual pernak-pernik peralatan tamasya ke pantai, dari tikar, kaca mata hitam, mainan pasir, bola pantai, souvenir2 dan satu lagi......kios2 penjual seafood serta pasar ikan. Aku tergoda melihat udang-udang besar dan segar yang sudah dibumbui mayones, harganya 3 euro satu cup, tidak mahal menurutku isinya udang besar, udang kecil dan ikan salmon deh kayaknya warnanya merah, enak. Aisyda dan Danis suka sekali dalam sekejap habis...bis.

Akhirnya tujuan utama tampak sudah....pantai dengan ombak kecilnya terlihat jelas, betapa girangnya anak-anak, mereka tidak sabar untuk main air. Anak2, abi dan om nya bergegas menuju tepi pantai dan main ombak. Tapi apa yang terjadi........airnya dingiiiiiiin sekali, sampat terasa ke kepala. Wah ini bagaimana nih matahari bersinar terik tapi air masih super dingin, tapi anak2 enjoy aja lari2 ketika ombak datang, trus main pasir. Aku khawatir juga takut anak2 pada sakit karena kedinginan. Akhirnya main airnya sebentar aja trus kita siap2 menyusuri pantai lagi. Sepanjang pantai banyak sekali yang sewa sepeda, skuter, mobil-mobilan untuk anak2 dan yang bikin mata terbelalak tentu saja....banyak "jemuran". Maksudnya orang2 sudah pada berjemur dan buat kapling2 tersendiri (sewa kursi perjamnya 2 euro, trus pembatasnya seperti kain terpal aku tidak tau harganya, ada juga kasur pantai).

Kesimpulan akhir...keindahan pantai di Belgia masih kalah jauh dengan pantai Indonesia, jarang ada pohon, kebanyakan hotel2 dengan bangunan yang tinggi2. Coba kalo di Indonesia...pohon kelapa, warna pantainya biru, ombaknya agak besar dan satu yang gak ada es kelapa muda, hm...yummy...yummy...bikin pingin pulang ke Indonesia nih.

No comments: